Pekanbaru — Musim kemarau yang semakin intens di Provinsi Riau kembali memunculkan ancaman tahunan yang belum juga tuntas: kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hingga akhir Mei 2025, tercatat sebanyak 107 hektare lahan telah dilalap api, dengan Kabupaten Bengkalis menempati posisi teratas sebagai wilayah paling terdampak.
Berdasarkan data dari Satgas Karhutla Riau, setidaknya tujuh kabupaten/kota di provinsi ini telah melaporkan kejadian kebakaran lahan. Selain Bengkalis dengan luasan terbakar mencapai 31,2 hektare, kebakaran juga terjadi di Kota Dumai, Rokan Hilir, Pelalawan, Kepulauan Meranti, dan Siak.
“Situasi ini sangat mengkhawatirkan. Fokus kami adalah mencegah meluasnya kebakaran serta mengurangi dampak kabut asap bagi warga,” ujar Kolonel Arh. M. Asep Ridwan, Dansatgas Karhutla Riau, dalam konferensi pers di Pekanbaru.
Asap Mulai Tercium, Aktivitas Warga Terganggu
Warga di beberapa titik, terutama di pesisir dan wilayah dataran gambut, mulai mengeluhkan bau asap yang tajam dan pandangan yang mulai kabur di pagi hari. Aktivitas luar ruangan menjadi terbatas, khususnya bagi anak-anak dan lansia.
“Pagi tadi bau asap sudah sampai ke sekolah. Anak-anak jadi batuk-batuk,” ungkap Fitri, seorang guru SD di Kecamatan Mandau, Bengkalis.
Beberapa sekolah pun mulai mempertimbangkan sistem pembelajaran campuran (hybrid) jika kualitas udara terus menurun dalam beberapa hari ke depan.
Pemadaman Udara dan Darat Diintensifkan
Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat peduli api (MPA) telah dikerahkan ke titik-titik kebakaran. Water bombing menggunakan helikopter terus dilakukan, terutama di area gambut yang sulit dijangkau dari darat. Dalam sepekan terakhir, lebih dari 400 ribu liter air telah disiramkan ke lahan terbakar melalui udara.
Namun kendala masih kerap dihadapi di lapangan, mulai dari minimnya sumber air di lokasi terpencil, hingga cuaca panas ekstrem yang membuat api cepat merambat.
Upaya Pencegahan Diperkuat, Pelaku Pembakar Lahan Diburu
Selain pemadaman, Satgas Karhutla juga melakukan patroli preventif di daerah rawan serta edukasi ke masyarakat tentang bahaya membuka lahan dengan cara dibakar. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Riau melaporkan bahwa sebanyak 17 orang tengah diperiksa karena diduga terlibat dalam aktivitas pembakaran lahan secara ilegal.
Gubernur Riau, dalam keterangannya, meminta masyarakat dan perusahaan untuk tidak mengambil jalan pintas dalam pembukaan lahan.
“Kami tidak segan memberikan sanksi administratif maupun pidana bagi siapa pun yang terlibat,” tegasnya.
Prediksi Cuaca: Kemarau Masih Akan Berlanjut
BMKG memprediksi bahwa kemarau tahun ini akan berlangsung hingga Agustus, dengan potensi hari tanpa hujan di Riau mencapai 20–30 hari berturut-turut. Kondisi ini meningkatkan risiko karhutla secara signifikan, terutama di lahan gambut dangkal.
Dengan ancaman karhutla yang terus mengintai setiap musim kemarau, berbagai pihak menyerukan pembenahan sistem tata kelola lahan dan hutan di Riau secara lebih serius.